Deng Xiaoping, Pengembang China

Tidak ada komentar

Deng Xiaoping, Pengembang China

19 Febuari 1997 adalah hari kematian salah satu tokoh besar China, Deng Xiaoping (1904-1997). Ia adalah salah satu tokoh yang memajukan perekonomian China. Dikenal sebagai tokoh komunis, namun realitasnya meninggalkan prinsip-prinsip komunis lama yang baginya sudah tidak relevan.

Ada sebuah kutipan yang keluar darinya, "There're no fundamental contradictions between a socialist system and a market economy." Maka lahirlah yang kemudian dikenal "state capitalism", BUMN dikuasai penuh negara. Dalam bukunya Prabowo Subianto, Paradoks Indonesia, dijelaskan dengan baik tentang itu.

Atau istilah lainnya "state capitalism" adalah "the third way", jalan ketiga diantara sosialis dan liberal. Mana yang relevan dan bernilai baik untuk negara, itulah yang diadopsi negara.

Indonesia, sebagaimana kata Prabowo dalam bukunya Paradoks Indonesia, sudah mengatur hal ini dalam pasal 33 UUD 1945.

  • Pasal 33 (1): perekonomian disusun atas asas kekeluargaan.
  • Pasal 33 (2): produksi penting yang menguasai hajat orang banyak dikuasai negara.
  • Pasal 33 (3): bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

Namun dalam praktiknya justru bertolak belakang. Indonesia (mungkin) sudah melupakan dasar-dasar ini. Atau buruknya, malah tidak tau ada prinsip state capitalism yang sudah ada sejak kemerdekaan dengan Soekarno sebagai kepala negaranya.

Contohnya adalah Bank Mandiri:

Di bank Mandiri negara mengusai 60% sahamnya, 33% dikuasai asing, 7% dikuasai swasta lokal. Rincian bisa dilihat pada website resmi bank Mandiri. Sedangkan di China, menurut Prabowo Subianto, negara (pemerintah) hampir menguasai seluruh sahamnya. Karena bank bagi China ini berhubungan dengan hajat orang banyak, sehingga harus dikontrol dengan baik oleh negara.

Selain menguasai pasar dan perbankan dunia (pada tulisan ini ditulis, empat bank milik China berada di urutan pertama sampai empat secara berurutan), China rupanya juga menguasai teknologi, inovasi dan paten. Hal ini diutarakan oleh Zaid Hamzah 再益 翰札, seorang pakar intellectual property dari Singapore dalam salah satu artikel berita di Singapore.

China telah menyumbang 72% dari semua pengajuan paten di seluruh dunia antara 2009-2010. Kantor Kekayaan Intelektual di China menjadi kantor terbesar di dunia. Amerika berada di urutan kedua, Jepang ketiga. Artinya, inovasi di China berkembang begitu cepat yang bahkan hampir menguasai ¾ dunia. (source: World Intellectual Property Organisation, WIPO)

Berdasarkan research dari Ocean Tomo (US IP rights investment banking firm) menyimpulkan: pada tahun 1975, 17% aset tidak berwujud mewakili nilai suatu perusahaan. Pada tahun 2010 meningkat menjadi 80%.

Maka tak heran ketika taun kemarin GOTO ramai dibicarakan karena nilai Tokopedia yang diakuisi lima kali lebih besar dari nilai wajarnya, yakni dari nilai 20 triliun diakuisisi menjadi 113 triliun (diukur oleh PT. Ernst & Young Indonesia). Hal ini dikarenakan Kekayaan Intelektual, yang merupakan aset tidak berwujud, sangat berpengaruh di masa sekarang. (Source: Prospektus GOTO 2022)

China adalah negara visioner, yang mampu membaca perkembangan dunia. Baik secara politik maupun ekonomi. Asia menjadi negara yang kemungkinan akan menjadi benua maju melampaui Amerika maupun Eropa, dengan China sebagai kiblatnya Asia. Disusul Jepang, Korea Selatan, dan Singapura. (Kata Zaid)

Salah satu tokoh yang membuat China demikian hebatnya tidak lain dan tidak bukan adalah Deng Xiaoping. Orang hebat yang begitu jeli dalam memanfaatkan momen, keefektifan dan efisiensi.

Satu-persatu akan dikuasai China.

"Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China," adalah salah satu dari hadis nabi Muhammad yang jika ditinjau dari keadaan sekarang sangatlah relevan. Terlepas dari lemah ataupun kuatnya, hadis ini memiliki banyak pengertian. Dan sebagaimana manusia ciptaan-Nya, tak ada hentinya untuk terus mencari makna dari hadis tersebut.

Komentar