Hari ini, hari terakhir Oktober di tahun 2022. Juga, hari terakhir Banu mengejar Shinta. Banu merasa, ia sedang mengejar harapan palsu yang ia ciptakan sendiri. Memang ini bukan salah Shinta. Jelas ini adalah kesalahan Banu. Banu-lah yang menciptakan ilusi tentang Shinta, yang telah menjadi miliknya. Banu-lah yang terus membayangkan Shinta ada di hidupnya, di masa depan. Banu-lah yang menciptakan mimpi-mimpi itu. Sedangkan Shinta adalah subjek yang tak berdosa. Banu-lah yang berdosa, karena sudah pernah menyakitinya. Banu tau, Shinta menghindarinya karena dosa-dosanya dulu. Shinta takut akan mengulangi kesalahan yang sama, yakni mempercayai Banu lagi. Banu belum bisa meyakinkan Shinta bahwa dia telah berubah. Tapi Banu juga tak bisa memaksakan kehendak Shinta untuk mempercayainya lagi. Banu rasa, ini adalah pilihan terbaik diantara mereka dengan menyudahi khayalannya.
Shinta adalah sosok perempuan yang unik. Sangat unik. Entahlah mengacu pada apa, Banu tak bisa berasional tentang itu. Satu-satunya yang Banu tahu bahwa Banu sungguh menyukainya. Tak ingin Banu mengubur perasaannya. Malah ia biarkan bersemayam di dalam hati. Walaupun itu menyiksa Banu dan membuatnya menderita. Tapi ini tak sepadan dengan apa yang telah Shinta alami karenanya.
*
Setiap orang yang Banu ceritakan soal Shinta selalu mengatainya bajingan. Banu tak menyangkalnya. Di masa lalu Banu memang bajingan. Semua orang kecewa terhadap Banu. Termasuk kawan lamanya, Tristan. Dulu mereka berada di SMP yang sama dan SMA yang sama. Pada tanggal 30 Oktober menjelang 31 Oktober, Banu bertemu dengan Tristan. Seperti biasa, mereka membahas hidup mereka masing-masing. Tristan telah sembuh dari sakitnya dan kini hidupnya sangat sibuk. Alasan itulah yang membuat mereka tak bertemu selama berbulan-bulan. Tristan tak tau bahwa Banu sedang mendekati Shinta. Malam ini Banu hendak menceritakan masalah itu. Baru Banu sampaikan pengantarnya, Tristan tertawa. “Haha, masih bisa?” katanya.
Tristan tau betapa sakitnya Shinta ketika Banu mendekatinya lagi. Padahal Tristan dan Shinta tak begitu dekat satu sama lain. Tapi Tristan tau bahwa trauma masa lalu Shinta mungkin terbuka kembali. Pada malam itu Banu sadar, bahwa orang yang berada di sekitarnya saja mengerti betapa buruknya sikap dan perlakuannya kepada Shinta. Apalagi Shinta sendiri yang mengalaminya. Pada malam itu Banu mengutuk masa lalunya. Dan karena pembicaraan malam itu juga, Banu mulai menutup khayalannya tentang Shinta. Walaupun Tristan mencoba meyakinkan Banu bahwa akan ada jalan jika Banu benar-benar berusaha. Siapa tau Shinta yang sekarang lebih dewasa dan terbuka. Tapi Banu justru berpikir sebaliknya. Banu tak bisa menyiksa Shinta lebih jauh lagi. Banu tau Shinta menghindarinya. Banu berpikir bahwa Shinta hanya ingin sembuh.
Jangan pernah merasa bahwa hanya dirimulah yang dapat membuatnya tertawa. Semua itu hanyalah ego dan kesombongan. Padahal kau adalah muasal kecewanya.
Hari ini adalah hati dimana Banu harus berdamai lagi soal cinta. Shinta adalah orang terakhir yang ingin Banu kejar. Tapi Banu berhenti mengejarnya. Banu berhenti mengejar demi kebaikan mereka berdua.
Hari ini juga ada orang lain yang berusaha mendekati Banu. Tetapi Banu tak bisa membuka hatinya lagi. Banu tersadar, apakah Banu sedang menjadi Shinta? Banu melihat orang yang mengejarnya sebagai sosok Banu yang sedang mengejar Shinta. "Oh, jadi seperti inikah rasanya menjadi Shinta? Menutup diri karena belum bisa membuka hati?" Banu semakin rela melepas Shinta.
Banu tak akan membuka hatinya lagi untuk siapapun. Tapi Banu tak tau sampai kapan pintu hatinya yang rapat ini terbuka lagi karena kegigihan orang yang mengejarnya.
*
Banu berdiam diri di depan laptop yang menyala. Tak bisa ia hentikan khayalan indahnya. Khayalannya dengan Shinta, jika hubungan mereka berhasil. "Pasti ku sebucin itu dengannya. Tak bisa kuberhenti berkhayal. Dia sangat-sangat cantik di kepalaku. Aku jatuh cinta. Selalu jatuh cinta. Sedang apa dia sekarang? Apakah dia tau aku sejatuh cinta ini padanya? Malam, Tolong sampaikan padanya."
*gambar karya: Jon Lim (Instagram: @whereartjon)