Al-An'am (Binatang Ternak, Surah ke-6) adalah surat makiyyah yang terdiri dari 165 ayat. Namun ada ayat-ayat khusus yang merupakan surat madaniyyah. Ayat khusus itu adalah ayat: 20, 23, 91, 93, 114, 141, 151, 152, dan 153. Al-Hakim meriwayatkan dalam Mustadarak-nya dari Jabir, "Tatkala surah al-An'am turun, Rasulullah bertasbih, lalu bersabda, 'Surah ini diantarkan oleh malaikat yang memenuhi cakrawala.'" (HR al-Hakim).¹
Ibnu Mardawih meriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Surah al-An'am diturunkan dengan diikuti rombongan malaikat yang memenuhi jarak antara timur dan barat. Mereka bergemuruh membaca tasbih, dan bumi pun berguncang karena mereka." Rasulullah bersabda, "Mahasuci Allah yang Mahaagung, Mahasuci Allah yang Mahaagung"²
¹Muhammad Nasib ar-Rifa'i, "Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir 2", Jakarta: Gema Insani, 2012, hlm. 137.
²Muhammad Nasib ar-Rifa'i, "Ringkasan Tafsir Ibnu..., hlm. 137.
Ketika membaca surah al-An'am, ada beberapa ayat yang menurut saya perlu diketahui semua orang. Beberapa ayat ini menunjukkan bahwa Islam bukanlah agama yang keras sebagaimana yang dilakukan oleh beberapa muslim di penjuru dunia.³ Islam itu hadir sebagai rahmat, tak hanya untuk muslim, tapi untuk seluruh umat di dunia.
³Karena interpretasi dan implementasi yang berbeda.
Berikut adalah beberapa ayat dalam surah al-An'am yang menurut saya perlu diketahui oleh semua orang:
- Allah Mencampurkan Manusia dalam Berbagai Golongan, Sebagian Mereka Merasakan Kejahatan dari Sebagian Manusia yang lain
- Allah Melarang Hambanya Memaki Sesembahan (yang Selain Allah) yang di Sembah Orang lain
- Hanya Allah yang Menghendaki Manusia Berubah
- Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua, Meski Berbeda Agama
- Mayoritas Manusia di Muka Bumi Sesat
- Allah tidak Menyukai Sesuatu yang Berlebihan
Allah Mencampurkan Manusia dalam Berbagai Golongan, Sebagian Mereka Merasakan Kejahatan dari Sebagian Manusia yang lain
"Katakanlah, 'Dia-lah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.' Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya)." (Al-An'am (6) ayat: 65)
Imam Ahmad meriwayatkan dari Sa'ad bin Abi Waqqash, dia berkata,
"Kami pergi bersama Rasulullah saw hingga kami melewati masjid Bani Mu'awiyah. Kemudian, beliau masuk dan shalat dua rakaat. Kami pun shalat bersamanya. Beliau bermunajat kepada Tuhannya dengan lama, kemudian bersabda, 'Saya memohon kepada Tuhanku tiga perkara: saya memohon kepada-Nya agar Dia tidak membinasakan umatku dengan ditenggelamkan, lalu Dia memenuhinya; saya memohon kepada-Nya agar Dia tidak membinasakan umatku dengan kelaparan, lalu Dia memberinya; dan saya memohon kepada-Nya agar Dia tidak menjadikan nestapa melalui keganasan sesama umat, lalu Dia menolaknya.'"⁴
⁴Muhammad Nasib ar-Rifa'i, "Ringkasan Tafsir Ibnu..., hlm. 163.
Ibnu Mardawih meriwayatkan dari Ibnu Abbas,
"Rasulullah saw bersabda, 'Aku memohon kepada Tuhanku yang Mahatinggi lagi Mahaagung agar Dia Menghilangkan dari umatku empat perkara. Dia mengabulkan dua perkara dan menolak dua perkara. Saya memohon kepada Tuhanku agar Dia tidak menghujani umatku dengan batu, tidak menenggelamkan mereka ke dalam tanah, tidak memecah belah mereka dalam berbagai kelompok, dan tidak menjadikan kelompok yang satu membinasakan kelompok yang lain. Maka, Allah menghilangkan penyiksaan dengan hujan batu dan penenggelaman, namun Allah menolak untuk menghilangkan bencana saling membunuh dan kekacauan.'"⁵
⁵Muhammad Nasib ar-Rifa'i, "Ringkasan Tafsir Ibnu..., hlm. 164.
Dalam Firman Allah, "Atau Dia mengelirukan kamu dalam berbagai kelompok," maksudnya Allah menjadikan kamu dalam berbagai kelompok dan golongan yang saling berselisih. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan,
"Bahwa Nabi Muhammad saw bersabda, 'Umat ini akan bercerai-berai menjadi 73 kelompok. Semuanya masuk neraka kecuali satu.' Para sahabat bertanya, 'Wahai rasulullah, siapakah mereka itu?' Beliau bersabda, 'Yaitu kelompok yang memegang teguh apa yang diamalkan oleh aku dan oleh para sahabatku sekarang.'"⁶
⁶Muhammad Nasib ar-Rifa'i, "Ringkasan Tafsir Ibnu..., hlm. 165.
Dalam Firman Allah Ta'ala, "Sebagian kamu merasakan bencana kepada sebagian yang lain." Ibnu Abbas dan ulama lannya menafsirkan, "Allah menjadikan sebagian kamu sebagai penyiksa dan pembunuh sebagian yang lain."⁷
⁷Muhammad Nasib ar-Rifa'i, "Ringkasan Tafsir Ibnu..., hlm. 165.
Allah Melarang Hambanya Memaki Sesembahan (yang Selain Allah) yang di Sembah Orang lain
"Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka, kemudian kepada Tuhan merekalah mereka kembali, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan." (Al-An'am (6) ayat: 108)
Allah Ta'ala melarang Rasulullah saw dan kaum Mukminin memaki Tuhan-Tuhan kaum musyrikin. Walaupun makian itu mengandung kemaslahatan. Hal itu berimplikasi pada adanya kerusakan yang lebih besar daripada kemaslahatan (itu) berupa balasan kaum musyrikin yang akan mencaci Tuhan kaum Mukminin, yaitu Allah swt. Sehubungan dengan ayat ini, Ibnu Abbas berkata,
"Kaum musyrikin berkata, 'Hai Muhammad, kamu menghentikan makianmu terhadap Tuhan-Tuhan kami, atau kami akan mengejek Tuhanmu juga?'"
Maka, Allah melarang kaum Mukminin memaki berhala-berhala kaum musyrikin. "Karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan," yaitu meninggalkan kemaslahatan guna menghindari kerusakan yang lebih besar.⁸
⁸Muhammad Nasib ar-Rifa'i, "Ringkasan Tafsir Ibnu..., hlm. 190.
Hanya Allah yang Menghendaki Manusia Berubah
"Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka, niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (Al-An'am (6) ayat: 111)
Hidayah itu bergantung kepada Allah bukan kepada malaikat. Dia menunjukkan dan menyesatkan orang yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Mengerjakan apa yang dikehendaki-Nya.⁹
⁹Muhammad Nasib ar-Rifa'i, "Ringkasan Tafsir Ibnu..., hlm. 193.
Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua, Meski Berbeda Agama
"Katakanlah, 'Marilah kubacakan apa yang diharamkan oleh Tuhanmu kepadamu, yaitu janganlah kamu menyekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah kepada ibu bapak, janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan keji baik yang tampak maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah, kecuali atas dasar alasan yang benar.' Demikianlah yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami(nya)." (Al-An'am (6) ayat: 151)
Firman Allah Ta'ala, "Dan berbuat baiklah kepada ibu bapak," yaitu dipesankan dan diperintahkan kepadamu supaya kamu berbuat baik kepada ibu bapak, yaitu hendaklah kamu berbuat baik kepada mereka. Sering sekali Allah membarengkan ketaatan kepada-Nya dengan berbuat baik kepada ibu bapak, sebagaimana Allah berfirman,
"Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik." (Luqman (31) ayat: 14-15)
Allah menyuruh berbuat baik kepada keduanya, walaupun keduanya itu musyrik. Ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah ini banyak. Dalam Shahihain diriwayatkan bahwa Ibnu Mas'ud berkata,
"Saya bertanya kepada Rasulullah saw, 'Amal apakah yang paling utama?' Beliau menjawab, 'Shalat tepat waktu.' Saya bertanya, 'Kemudian amal apa lagi?' Beliau bersabda, 'Berbakti kepada kedua orang tua.'"¹⁰
¹⁰Muhammad Nasib ar-Rifa'i, "Ringkasan Tafsir Ibnu..., hlm. 225
Mayoritas Manusia di Muka Bumi Sesat
"Dan jika kamu menaati kebanyakan orang di muka bumi, maka mereka akan menyesatkanmu. Mereka hanya mengikuti dugaan dan mereka tiada lain hanyalah orang-orang yang berdusta." (Al-An'am (6) ayat: 116)
Allah Ta'ala memberitahukan ihwal mayoritas anak Adam yang menghuni bumi bahwa kebanyakan mereka itu sesat, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman,
"Dan sesungguhnya, telah tersesatlah sebelum mereka mayoritas orang-orang terdahulu."
Mereka, dalam kesesatannya itu, tidak yakin terhadap persoalannya dan mereka hanya berlandaskan dugaan semata dan perkiraan yang batil,
"Mereka hanya mengikuti dugaan dan mereka tiada lain hanyalah orang-orang yang berdusta."
Semua itu terjadi berdasarkan takdir dan kehendak Allah.¹¹
¹¹Muhammad Nasib ar-Rifa'i, "Ringkasan Tafsir Ibnu..., hlm. 195-196.
Allah tidak Menyukai Sesuatu yang Berlebihan
"Dan Dia-lah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya), dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (Al-An'am (6) ayat: 141)
Ayat Allah yang Masih Sulit Dipahami
Sekalipun dibantu dengan buku tafsir, ayat ini masih sulit untuk dipahami.
"Dan demikianlah telah Kami uji sebagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata, 'Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?' (Allah berfirman), 'Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)?'" (Al-An'am (6) ayat: 53)
"Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya." (Al-An'am (6) ayat: 123)
Tambahan
(Mengetahui)
"Dan Dia-lah yang menjadikan bintang-bintang bagimu agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui." (Al-An'am (6) ayat: 97)
"Dan Dia-lah yang menciptakan kamu dari seorang diri (Nabi Adam A.S.), maka (bagi-mu) ada tempat tetap (tulang sulbi ayah atau di bumi waktu manusia hidup) dan tempat simpanan (rahim ibu atau di dalam kubur waktu manusia meninggal). Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui." (Al-An'am (6) ayat: 98)
(Beriman)
"Dan Dia-lah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman." (Al-An'am (6) ayat: 99)
(Mengambil Pelajaran)
"Dan inilah jalan Tuhan-mu; (jalan) yang lurus. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran." (Al-An'am (6) ayat: 126)
(Pertanyaan dan Penekanan)
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (Al-An'am (6) ayat: 32)
"Katakanlah, 'Dia-lah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.' Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya)." (Al-An'am (6) ayat: 65)
"Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata, 'Apakah kamu hendak membantahku tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku. Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali di kala Tuhan-ku menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhan-ku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (darinya)? (Al-An'am (6) ayat: 80)Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak takut mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujah kepadamu untuk mempersekutukan-Nya. Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak mendapat keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui?'" (Al-An'am (6) ayat: 81)
"Katakanlah, 'Marilah kubacakan apa yang diharamkan oleh Tuhanmu kepadamu, yaitu janganlah kamu menyekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah kepada ibu bapak, janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan keji baik yang tampak maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah, kecuali atas dasar alasan yang benar.' Demikianlah yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami(nya)." (Al-An'am (6) ayat: 151)