Selamat Tinggal Masa Lalu

Tidak ada komentar

Selamat Tinggal Masa Lalu

Setelah putus dengan Intan, aku mengalami banyak kehancuran. Kisah yang kubangun runtuh seketika. Aku merasa ada perubahan akan sikapnya. Dia tak sama lagi. Dan sejak itu kumeyakini, bahwa manusia memang mengerikan. Mereka bisa menjadi dewi. Tapi dalam keadaan lain, mereka bisa menjadi iblis. Aku harus menyadari, bahwa dalam diri manusia memiliki banyak roh. Dan Intan yang terakhir kutemui adalah roh barunya, yang baru kutahu hari itu. Aku terpojok oleh roh itu. Aku kalah. Aku gagal mempertahankan hubungan yang sudah kuyakini bahwa ini yang terakhir.

Harusnya kusudah tak memikirkan kisah cinta-cintaan lagi. Cukup berfokus dengan pekerjaan dan hobi yang sedang kutekuni sekarang. Nyatanya kuharus pupuskan kisah cinta itu. Selama sebulan lebih setelah hubungan itu berakhir, aku benar-benar kesepian. Kuhadapi kesendirian itu dengan diriku sendiri. Belum bisa kucurahkan semua kesedihan itu kepada orang lain, selain kepada diriku sendiri.

Setiap malam kuselalu menelusuri jalan. Kuberhenti di trotoar. Singgah sebentar pada sebuah angkringan. Entah jahe, es teh atau apapun minumannya, selalu tak pernah habis. Kusisakan yang sedikit itu untuk kesendirianku. Kutinggalkan gelas itu di tengah angkringan yang penuh keramaian.

Inginku menangis. Merasa diriku kecil. Merasa diriku payah. Perkataan Intan tak semenyakitkan itu. Tapi kenapa bisa merasuk ke dalam jiwa. "Jangan sampai membekas," batinku. Kuludahkan ingatan itu di sungai Bengawan.

Mataku berkaca-kaca. Tapi aku tak bisa menangis. Kenapa tak bisa menangis. Padahal malam ini aku ingin melepaskan semuanya, hingga tak ada lagi penyesalan. Ya, bagaimana bisa dengan mudah kumerelakan hubungan yang benar-benar kujaga. Padahal aku sudah berkomitmen. Aku juga tak selingkuh. Bahkan nakal pun juga tidak. Tapi kenapa, apa yang kuupayakan gagal.

Dari segala hal yang sudah kukalkulasi datangnya bahaya dalam hidup. Perkonomian, kesehatan, pekerjaan, sudah kukalkulasi dengan baik. Tapi untuk yang satu ini aku lalai. Aku lupa manusia bisa berubah. Aku tak menyangka akan datangnya bahaya ini. "Pembelajaran hidup," batinku. Baiklah kuterima. Kuterima kekalahanku.

Kusudahi malam ini. Kusudahi jalan-jalanku. Malam ini adalah yang terakhir. Kuhabiskan minumku. Tak kuberi sisa kali ini. Kutelan kesepianku. Kuhadapi segalanya sendiri. Toh aku juga punya hidupku sendiri. Aku yang mengaturnya. Persetan dengan kenangan indah. Semuanya sudah reset di kepala. Apa yang kupikirkan sekarang adalah apa yang ada di masa depan. Masa lalu memang indah. Tapi aku hidup untuk masa depan. Resmi kuberdamai dengan kesepianku. Berdamai dengan masa lalu. Aku tak menyesali atas semua kenangannya. Dan tak sesali hubungan ini. Memang sudah takdirnya berakhir. Maka selamat tinggal cinta masa lalu.


*gambar karya: Jon Lim (Instagram: @whereartjon, Sukoharjo, 29 September 2022)

Komentar