Anjing. Masalah apa lagi ini. Apa-apaan si Admin tadi. Apa-apaan kampus ini. Brengsek. Bikin mood jadi jelek. Senang hanya beberapa jam doang. Nggak ada dua jam. Sialan. Kenapa pula tadi dipersilakan foto sidang. Bikin malu aja. Pernyataan bahwa aku tak bisa lulus tahun ini membuatku sangat frustasi. Meski 'ku belum konfirmasikan hal ini ke Kaprodi, tetap saja aku sangat frustasi. Seakan-akan aku bodoh dan selalu jatuh di lubang yang sama. Mana penjelasan si Admin memungkinkan aku tak bisa lulus tahun ini.
Ah, anjing. Gimana, nih? Aku belum siap berkonsultasi dengan Kaprodi. Kalau nggak bisa tahun ini, Bunda pasti sedih sekali. Bunda pasti kecewa. Tapi, apakah ini kesalahanku? Bukankah pak tua dari kampus "A" menyarankan aku kuliah di sini, karena di sini dapat selesai lebih cepat. Bukankah kakak petugas penerima mahasiswa baru itu juga menyatakan bahwa aku bisa lulus cepat. Bukankah pertemuan awalku dengan Kaprodi tahun lalu, beliau mengatakan bahwa aku bisa lulus tahun depan, which is tahun ini. Anjing. Apa telingaku yang bolot, dan salah menafsirkan semua perkataan mereka semua. Kenapa si Admin terasa benar.
Nggak. Mereka nggak salah. AKULAH YANG TIDAK KRITIS MENERIMA SEMUA INFORMASI ITU. Aku 'lah keledai itu, yang langsung menerima semuanya mentah-mentah. Seolah-olah pernyataan itu valid. Bajingan. Ternyata aku mudah tertipu. Aku lupa bahwa di dunia ini penuh dengan ular. Tak terkecuali di dalam lembaga pendidikan.
Aku terlalu berfokus pada kelulusan. Tanpa menyadari jebakan-jebakan yang mereka tawarkan. Kalau begini jadinya lebih baik tak kulanjutkan kuliah ini dari awal. Dan berfokus pada usaha yang ingin aku jalankan. Sayangnya nasi sudah menjadi bau. Tak bisa lagi diolah menjadi nasi goreng. Hanya bisa dijadikan cemilan untuk ayam. Tak apa. Kubisa besarkan ayam itu dengan nasi tadi dan memotongnya kelak.
Untuk istriku di masa depan. Maafkan aku datang terlambat. Perjalanan hidupku sangat lambat. Bahkan lebih lambat dari kura-kura. Atau aku sebenarnya adalah seekor kelinci, yang mudah teralihkan oleh hal lain sehingga perjalananku menuju kamu sangat lama. Ah sialan, aku ingin menangis sekarang. Tapi air mata ini tak sanggup menetes. Sialan~ sialan~ sialan~.
Bertahanlah, wahai istriku. Aku akan mencoba mencari jalan yang terbaik, yang sesuai dengan aturan-Nya dan tak menjauhi-Nya. Aku ingin keberkahan ada pada hidup kita. Maka akan kuselesaikan pendidikan ini dengan cara seetis mungkin. Dan kucari pekerjaan yang tepat, yang dapat mengantarkan kita pada rahmatnya. Sampai tujuan itu tiba, tetaplah bertahan, sayang.
Karanganyar, Surakarta, Sukoharjo - Kamis, 23 Januari 2025