Al-A'raf (Tempat Tertinggi, Surah ke-7) adalah surah makiyyah yang terdiri dari 206 ayat. Namun ada ayat-ayat khusus yang merupakan ayat madaniyyah. Ayat khusus itu adalah ayat 163-170.
Daftar Isi:
- Kisah Iblis Menolak Sujud Kepada Adam
- Memakai Pakaian Bagus untuk ke Masjid
- Allah tidak Menyukai Sesuatu yang Berlebihan
- Allah tidak Menyukai Orang-orang yang Melampaui Batas
- Allah tidak Mengharamkan Perhiasan dan Rezeki (yang Baik)
- Allah Menciptakan Langit dan Bumi dalam Enam Hari
Kisah Iblis Menolak Sujud Kepada Adam (Al-A'raf (7) ayat: 11-18)
"Allah berfirman, 'Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?' Iblis menjawab, 'Saya lebih baik daripadanya; Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.'" (Al-A'raf (7) ayat: 12)
Iblis merasa dirinya lebih mulia, lebih baik daripada Adam. Sifat sombong itu: merasa lebih baik, lebih mulia, lebih cerdas, adalah sifat yang tak disukai Allah. Iblis memandang kepada unsur asalnya. Abai dalam melihat pada kemuliaan dan keagungan Allah karena Adam diciptakan oleh tangan-Nya.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari al-Hasan, dia berkata bahwa iblis melakukan perbandingan dan dialah orang yang pertama kali melakukan perbandingan. Sanad riwayat ini sahih. Ibnu Jarir pun meriwayatkan dari Ibnu Sirin, dia berkata bahwa sesungguhnya orang yang pertama kali melakukan analogi ialah iblis.⁰
⁰Muhammad Nasib ar-Rifa'i, "Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir 2", Jakarta: Gema Insani, 2012, hlm. 244.
Memakai Pakaian Bagus untuk ke Masjid
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (Al-A'raf (7) ayat: 31)
Turunnya ayat ini karena fenomena kaum musyrikin yang melakukan tawaf di Baitullah dengan telanjang dan dengan kesadaran (sengaja). Berdasarkan ayat di atas, disunahkan untuk memperindah diri setiap kali melakukan sholat, terutama ketika sholat Jum'at dan sholat Idul Fitri. Bisa dengan bersiwak dan memakai parfum guna mematut diri. Pakaian yang paling baik adalah berwarna putih sebagaimana hadits yang diriwayatkan Ahmad dari Ibnu Abas:¹
Rasulullah saw bersabda:
"Kenakanlah bajumu yang berwarna putih karena ia merupakan pakaianmu yang paling baik dan kafanilah mayatmu dengan kain putih. Dan sebaik-baiknya celak ialah batu itsmid karena ia dapat mencerahkan pandangan dan melebatkan bulu."
¹Muhammad Nasib ar-Rifa'i, "Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir 2", Jakarta: Gema Insani, 2012, hlm. 251-252.
Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah.
Allah tidak Menyukai Sesuatu yang Berlebihan
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (Al-A'raf (7) ayat: 31)
Orang-orang yang bertawah sambil telanjang di Baitullah (tadi) mengharamkan lemak selama musim haji. As-Sadi berkata, firman Allah: "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." berarti "Sesungguhnya. Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas," yang telah ditetapkan Allah berupa haram dan halal, yaitu tidak menyukai orang yang melampaui perkara yang telah dihalalkan dengan menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal. Namun, Allah suka kepada yang menghalalkan perkara yang telah dihalalkan dan mengharamkan perkara yang diharamkan. Itulah keadilan yang diperintahkan Allah.²
²Muhammad Nasib ar-Rifa'i, "Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir 2", Jakarta: Gema Insani, 2012, hlm. 252-253.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Umar bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwasanya Rasullah saw bersabda:
"Makanlah, minumlah, dan bersedekahlah tanpa kesombongan dan berlebih-lebihan. Sesungguhnya, Allah ingin melihat nikmat yang telah dianugerahkan kepada hamba-Nya." (HR Nasa'i dan Ibnu Majah)
Imam Ahmad meriwayatkan bahwa al-Mikdam bin Madi Kariba al-Kindi, berkata:
"Tiada tempat paling buruk, selain perut yang diisi oleh manusia. Cukuplah bagi manusia beberapa suapan sekadar untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika dia mengisi perutnya, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk bernapas." (HR Nasa'i dan Tirmidzi)
Dari ayat dan beberapa hadits di atas menjelaskan bahwa Allah memperingatkan manusia untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan kapasitasnya.
Allah tidak Menyukai Orang-Orang yang Melampaui Batas dan Merendahlah Kepada-Nya
"Berdoalah kepada Tuhan-mu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (Al-A'raf (7) ayat: 55)
Allah berfirman, "Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara yang lembut," yaitu dengan menghinakan diri, tenang, suara yang lembut, dan hati yang khusyu. Penggalan ini seperti firman Allah Ta'ala, "Dan sebutlah Tuhanmu di dalam dirimu."
Ibnu Jarir berkata, "Dengan merendahkan diri," berarti menghinakan diri dan merasa tenteram dalam menaati-Nya. "Dan dengan suara lembut," berarti dengan hati yang khusyu, keyakinan yang benar akan keesaan dan ketuhanan Allah dalam hubungan antara kamu dan Dia.
Firman Allah Ta'ala, "Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." Ibnu Abbas berkata bahwa melampaui batas yang tidak disukai itu baik dalam berdoa maupun yang lainnya. Ahmad menceritakan tentang budak Sa'ad. Sa'ad berkata bahwa sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya akan ada suatu kaum yang melampaui batas dalam berdoa."³
³Muhammad Nasib ar-Rifa'i, "Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir 2", Jakarta: Gema Insani, 2012, hlm. 266.
Allah tidak Mengharamkan Perhiasan dan Rezeki (yang Baik)
"Katakanlah, 'Siapa-kah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?' Katakanlah, 'Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat.' Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui." (Al-A'raf (7) ayat: 32)
Allah membantah kaum musyrikin dengan firman-Nya, "Katakanlah," hai Muhammad kepada kaum musyrikin yang mengharamkan perkara yang mereka haramkan berdasarkan pandangannya yang salah dan kreasinya, "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya," yaitu perhiasan itu diciptakan untuk orang yang beriman kepada Allah dan bagi hamba-Nya dalam kehidupan dunia. Walaupun perhiasan itu dinikmati oleh mereka bersama dengan kaum kafir dalam kehidupan dunia.⁴
⁴Muhammad Nasib ar-Rifa'i, "Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir 2", Jakarta: Gema Insani, 2012, hlm. 253.
Allah Menciptakan Langit dan Bumi dalam Enam Hari
"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam." (Al-A'raf (7) ayat: 54)
Allah menciptakan alam semesta (alam samawi dan ardhi) dalam enam hari. Enam hari itu ialah Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jum'at. Pada hari itulah, semua makhluk diciptakan dan pada hari itulah Allah menciptakan Adam. Pada hari sabtu tidak terjadi penciptaan karena ia merupakan hari ketujuh. Maka Sabtu disebut sabat, karena sabar berarti putus.⁵
⁵Muhammad Nasib ar-Rifa'i, "Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir 2", Jakarta: Gema Insani, 2012, hlm. 264-265