Anaximenes hidup dari tahun 585-528 SM. Dia adalah guru terakhir dari filosofi alam yang berkembang di Miletos, karena tak lama setelah ia meninggal, pada tahun 494 SM, kota Miletos ditaklukan oleh Persia. Banyak pemikir melarikan diri, sehingga kebesaran Miletos sebagai pusat filsafat alam harus berakhir.
3. Anaximenes
Anaximenes adalah murid Anaximandros, sehingga pandangannya tentang alam hampir mirip dengan gurunya. Ia sepakat bahwa asal mula "segala sesuatu" adalah satu dan tak terbatas. Tetapi ada satu hal yang Anaximenes tak setuju dengan gurunya, bahwa asal mula itu tak bisa dilihat atau digambarkan. Menurutnya, asal mula itu "satu" dari yang ada dan tampak, yakni udara. Udara itulah yang "satu" dan tak terbatas. Mengenai ini, Anaximenes berpikiran sama dengan Thales, bahwa asal mula haruslah sesuatu yang ada (ujud) dan terlihat. Mereka hanya berbeda materi, Thales beranggapan "satu" itu adalah air, sedangkan Anaximenes beranggapan "satu" itu adalah udara.
Jika tak ada udara, tidak akan ada yang hidup. Pandangan ini mungkin dipengaruhi oleh salah satu ajaran Anaximandros, bahwa: "jiwa itu serupa dengan udara". Anaximenes menganalogikannya dengan, "Sebagaimana jiwa manusia yang menyatukan raga, udara juga mengikat dunia ini menjadi satu."
"Alam besar (makrokosmos) dan manusia (mikrokosmos) pada dasarnya serupa."
Bagi Anaximenes, jiwa menyatukan tubuh manusia dan menjaga agar tubuh tak bercerai-berai. Ketika jiwa keluar dari tubuh, maka tubuh akan mati dan bagian-bagiannya mulai terpisah. Begitu juga dengan alam besar, ia ada (eksis) karena udara, yang menjadi dasar kehidupannya. Tanpa udara, semuanya akan hancur.
Ini pertama kalinya, istilah jiwa disinggung ke dalam pandangan filosofi. Tetapi, Anaximenes tak melanjutkan pikirannya soal kehidupan jiwa, karena berada di luar topik filosofi alam, yang mencari penyebab utama dari alam semesta.
Soal "jiwa"—yang berkaitan dengan perasaan manusia—baru menjadi penting kemudian, terutama ketika Aristoteles yang memulainya. Dari situ, lahirlah cabang ilmu baru yang disebut psikologi.
Menurut Anaximenes, udara adalah materi. Meskipun dasar "segala sesuatu" dianggapnya materi, Anaximenes tetap membedakan "yang hidup" dengan "yang mati". Tubuh mati karena jiwa keluar, maka yang mati tidak berjiwa. Anaximenes berbeda pendapat dengan Thales yang menganggap benda mati juga berjiwa. Anaximenes terlepas dari pandangan animisme.
Anaximenes mengemukakan persoalan baru yang tidak ada pada Thales dan Anaximandros. Ketiganya percaya ada asal mula yang menjadi pokok segala sesuatu. Namun, Anaximenes maju selangkah lagi dengan pertanyaan, "Gerakan apa yang menyebabkan alam yang beragam ini muncul dari asal mula yang satu itu?"
Sebagai ahli ilmu alam, Anaximenes mencari jawabannya dengan mengamati pengalaman. Menurutnya, semuanya terjadi dari udara. Jika udara diam saja, tidak akan ada yang lahir dengan berbagai macam bentuk. Karena gerakan udara adalah penyebab segala sesuatu. Udara bisa jarang atau padat. Jika udara jarang, terjadilah api. Jika udara padat, terjadilah angin dan awan. Jika semakin padat, turunlah hujan. Dari air menjadi tanah, dan tanah yang sangat padat menjadi batu.
Metode Anaximenes menunjukkan pemikiran yang lebih maju, tapi pandangannya tentang bentuk alam kurang maju dibandingkan Anaximandros. Menurut Anaximenes, dunia ini datar seperti meja bundar dan ditopang oleh udara di bawahnya. Udara yang mengangkatnya tidak punya ruang untuk bergerak, jadi bumi tetap di tempatnya.
Matahari, bulan, dan bintang lahir dari bumi. Uap yang keluar dari bumi naik ke atas, menjadi jarang, dan berubah menjadi api. Api ini menjadi matahari, bulan, dan bintang. Ada juga bintang yang mirip dengan bumi. Bintang-bintang beredar di atas bumi, bukan mengelilingi bumi dari atas ke bawah, tetapi seperti "topi berputar di atas kepala". Bintang-bintang bisa hilang dan muncul disebabkan jarak edarannya. Jika tidak terlihat, berarti bintang itu jauh dari bumi.
Demikian tentang Anaximenes, filsuf alam terakhir dari Miletos.
Ilustrasi Anaximenes:
Daftar Isi:
- Buku: Mohammad Hatta "Alam Pikiran Yunani" - Part 1: Pendahuluan
- Buku: Mohammad Hatta "Alam Pikiran Yunani" - Part 2: Filosofi Alam - Thales & Anaximandros
- Buku: Mohammad Hatta "Alam Pikiran Yunani" - Part 3: Filosofi Alam - Anaximenes
- Buku: Mohammad Hatta "Alam Pikiran Yunani" - Part 4: Filosofi Herakleitos
- Buku: Mohammad Hatta "Alam Pikiran Yunani" Versi Full