Pandangan Strategis Prabowo Subianto: Part 1 (Bedah Buku: Paradoks Indonesia)

Tidak ada komentar

Paradoks Indonesia: Pandangan Strategis Prabowo Subianto (Bedah Buku)

Ketika hang out bareng kawan lama, ketika sedang nobar Maroko versus Spanyol, kita cerita banyak hal, salah satunya adalah tentang pemilihan 2024. Bagi saya, kandidat-kandidat capres belum ada yang terlalu memikat. Lantas, kawan saya meminjamkan bukunya, tentang strategi dan pandangan Prabowo Subianto mengenai Indonesia (Paradoks Indonesia). Menarik. Mari membedah isi bukunya.

Buku ini membahas mengenai pemahaman-pemahaman dan gagasan-gagasan Prabowo, disertai data yang cukup kredibel. Mayoritas isinya membahas mengenai perekonomian di Indonesia. Buku ini diedarkan pada tahun 2017, ditulis oleh Prabowo dan juga dibantu oleh Timnya (Gerindra). Banyak data menarik yang belum saya ketahui sebelumnya.

Ada 5 (lima) pokok bahasan pada buku ini:
  1. Membangun Kesadaran Nasional
  2. Kekayaan Indonesia Mengalir ke Luar
  3. Demokrasi Indonesia Dikuasai Pemodal Besar
  4. Mencegah Tragedi Indonesia (Strategi Prabowo)
  5. Menjawab Tantangan Sejarah


1. Membangun Kesadaran Nasional

"Ekonomi milik siapa?", demikian pertanyaan dari Prabowo tentang kenyataan perekonomian bangsa Indonesia. Buku ini memuat banyak data untuk menjawab pertanyaan tadi. Berdasarkan data yang ada pada bukunya, Prabowo bilang 68 juta orang Indonesia terancam miskin¹, 29 juta hidup miskin.² 49% kekayaan Indonesia hanya dikuasai oleh 1% orang Indonesia.³ Sisanya, 99% orang Indonesia hanya memanfaatkan 51% kekayaan yang ada di Indonesia. Sedangkan tanah, 72%-nya dimiliki oleh 1% orang.⁴ Artinya 99% orang Indonesia hanya mendapatkan 28% saja. Timpang sekali.

Kekayaan: 1% orang menguasai 51% SDA. Sisanya, 99% orang, menguasai 49% SDA (sumber: Credit Suisse Global Wealth Report, 2016)

Tanah: 1% orang memilki 72% tanah. Sisanya 99% orang, memiliki 28% tanah (sumber: Konsorium Pembaruan Agraria, 2014)

¹ Bank Dunia, 2015.
² Badan Pusat Statistik (SUSENAS), 2015.
³ Credit Suisse Global Wealth Report, 2016.
⁴ Konsorium Pembaruan Agraria, 2014.


Dalam buku ini juga diberitahukan mengenai perkembangan PDB Nominal dari tahun 1985 sampai 2015 (30 tahun). Alasan mengapa buku ini disebut Paradoks Indonesia juga dijelaskan pada sub-bab ini: yakni Indonesia yang kaya akan sumber alam, tetapi rakyat masih hidup dalam ketimpangan dan kemiskinan. Kondisi inilah yang disebut oleh Prabowo sebagai Paradoks Indonesia.⁵

Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dalam kurun 30 tahun:
  • Indonesia hanya naik 10,1 kali lipat, dari $85,2 miliar (1985) menjadi 861,9 miliar (2015),
  • Cina naik 35,5 kali lipat, dari $309,4 (1985) miliar menjadi $11.008 miliar (2015),
  • Singapura naik 15,3 kali lipat, dari $19,1 miliar menjadi $292,7 miliar

Menurut banyak ahli ekonomi, kata Prabowo, China disiplin sekali menerapkan state capitalism, karena seluruh cabang produksi penting yang menguasai hajat hidup orang banyak, dan seluruh daya alam dikuasai oleh negara. ⁶ State capitalism akan dijelaskan lebih detail di bawah.

⁵ Prabowo Subianto, Paradoks Indonesia: Pandangan Strategis Prabowo Subianto, Jakarta: Koperasi Garudayaksa Nusantara, 2017, hlm. 13.
Ibid.


Kualitas Pendidikan Indonesia terendah, yakni nomor 65 dari 73 negara.⁷ Pelajar Indonesia 'underperform' dalam kemampuan berbahasa, sains, dan matematika. Yang artinya, dalam berbahasa saja pelajar tidak mampu menemukan gagasan utama dalam teks. Sedangkan dalam sains, pemahaman ilmu pengetahuan yang dimiliki pelajar terbatas sehingga hanya dapat diaplikasikan di situasi yang familiar atau telah diketahui.⁸

⁷ Programme for International Student Assessment (PISA).
⁸ Prabowo, Paradoks Indonesia..., hlm. 14-15.


Tingkat ketimpangan di Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia. Ini seperti pada sub-bab: Ekonomi milik siapa di atas, bahwa pemilik kekayaan Indonesia, 49% kekayaannya dikuasai oleh 1% penduduknya. Penduduk Indonesia pada tahun 2021 berjumlah 273,8 juta jiwa.⁹ Maka 1% yang dimaksud berjumlah 2,74 juta, yang telah menguasai 49% kekayaan Indonesia. Dan 271,06 juta jiwa hanya memanfaatkan 51% kekayaan Indonesia.

⁹ World Bank 2021.


Situasi utang Indonesia bagi Prabowo mengenaskan. Sejak 2012, Indonesia harus membuat utang baru untuk membayar bunga utang yang sudah jatuh tempo karena keseimbangan primer¹⁰ Indonesia defisit. Lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

¹⁰ Keseimbangan primer adalah selisih dari total pendapatan negara dikurangi belanja negara, di luar pembayaran utang.


Sejak 2012, Indonesia harus membuat utang baru untuk membayar bunga utang yang sudah jatuh tempo karena keseimbangan primer
Source data pada tabel di atas: Kementerian Keuangan 2017

Agar bisa menjadi negara maju, Indonesia harus tumbuh 2 (dua) kali lipat. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia ada di angka $3.300. Jika dibandingkan dengan negara tetangga, Malaysia dan Singapura, Indonesia jauh sekali di bawahnya. PDB per kapita Malaysia ada di angka $9.700 dan Singapura $52.800.¹¹ Malaysia 3 (tiga) kali lipat lebih makmur daripada Indonesia, dan Singapura 15 (lima belas) kali lipat lebih makmur daripada Indonesia.

Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, menurut Prabowo dan timnya, Badan Kajian Kebijakan Strategis Partai Gerindra: 2017, Indonesia harus tumbuh rata-rata 7% dalam 5 tahun, dan setelahnya tumbuh dua digit (minimal 10%) per tahun selama 10 tahun.¹²

¹¹ World Bank, 2016.
¹² Prabowo, Paradoks Indonesia..., hlm. 37.


Daftar Isi:

Komentar